This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 31 Mei 2016

10 Keutamaan Ruqyah yang Syar’iyah

1. Ruqyah Syar’iyah Terapi yang Islami
Allah berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman...” (QS. al-Isra’: 82).
2. Terapi yang dicontohkan Malaikat
Abu Sa’id ra. berkata, “Malaikat Jibril telah datang kepada Rasulullah saw, dia bertanya, 'Wahai Muhammad, apakah kamu merasakan sesuatu (mengeluhkan sakit)?' Rasulullah menjawab, 'Ya.' Lalu Jibril berdoa, "Dengan nama Allah saya meruqyah kamu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu." (HR. Muslim, hadits no. 1286).
3. Terapi yang Disunnahkan Rasulullah
Aisyah ra. berkata: Apabila Rasulullah merebahkan tubuhnya di pembaringannya, beliau meniup kedua telapak tangannya seraya membaca: surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas keseluruhan. Lalu beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh anggota tubuhnya yang bisa dijangkau kedua tangannya”. (HR. Bukhari, hadits no. 5748).
4. Terapi Warisan dari Nabi Saw.
Ibnu Abbas ra. berkata, “Rasulullah pernah membacakan isti’adzah untuk kedua cucunya Hasan dan Husen, seraya bersabda, “Sesungguhnya bapak kalian (Nabi Ibrahim) telah membacakannya (juga) untuk kedua anaknya Ismail dan Ishaq, yaitu ‘Aku mohon perlindungan untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap (kejahatan) syetan dan binatang berbisa serta mata yang jahat (membahayakan)'.” (HR. Bukhari).
5. Terapi Multi Fungsi (Sakit Medis dan Nonmedis)
Dari Utsman bin Abu al-Ash  ra. “Dia mengadukan rasa sakit kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam: “Letakkan tanganmu di atas bagian tubuhnya yang sakit lalu ucapkan: Bismillah tiga kali. Lalu ucapkan sebanyak tujuh kali: (Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari keburukan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan). Akupun baca do’a itu, setelah itu Allah menghilangkan rasa sakit yang sebelumnya aku rasakan.” (HR Muslim).

6. Terapi yang Sarat Pahala
Ummu Salamah ra. berkata: Bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya melihat seorang perempuan yang diwajahnya ada kegelapan. Beliau bersabda, “Mintalah ruqyah untuknya, karena ia kena gangguan akibat pandangan mata.” (HR. Bukhari).
7. Terapi yang Bebas dari Kesyirikan
Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata, "Kami pada zaman jahiliyyah melakukan ruqyah, lalu kami berkata kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?' Beliau bersabda, 'Tunjukkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, ruqyah-ruqyah itu tidak apa-apa selama di dalamnya tidak bermuatan syirik”. (HR. Muslim).
8. Terapi Mengikis Praktik Perdukunan
Umar bin Khatthab ra. bertanya: Wahai Rasulullah, Banyak hal yang biasa kami lakukan di masa Jahiliyah, di antaranya kami suka mendatangi dukun? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan lagi kalian mendatangi dukun.” (HR. Ahmad).
9. Terapi sebagai Media Dakwah dan Syiar Aqidah
Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu ‘anh , ia bercerita: "Sesungguhnya ada sekelompok manusia dari shahabat nabi melewati suatu perkampungan dari perkampungan arab, dan para penduduk kampung enggan menjamu mereka. Di saat kondisi seperti itu, tiba-tiba pemuka kaum mereka disengat (binatang). Kemudian mereka bertanya (kepada para shahabat): 'Apakah kalian punya obat atau seorang peruqyah?' Maka mereka menimpalinya: 'Sesungguhnya kalian enggan untuk menjamu kami', dan kami tidak akan melakukan (ruqyah) jika kalian tidak memberi imbalan kepada kami. Lalu mereka pun (berjanji) untuk memberikan beberapa ekor kambing. Kemudian ada salah (seorang sahabat) yang melakukan ruqyah dengan membaca al-Fatihah. Ia mengumpulkan air ludahnya lalu menyemburkannya, dan setelah itu (pemuka kaum) sembuh. Mereka pun memenuhi janji dengan memberikan beberapa ekor kambing. (para shahabat) berkata (kepada si peruqyah): 'Janganlah kamu terima (imbalan) itu, sebelum kita bertanya ke Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu mereka bertanya kepada Nabi. Nabi tertawa seraya bertanya, 'Siapa yang memberi tahu kamu, bahwa surat al-Fatihah adalah surat ruqyah?' Terimalah imbalan itu, dan berilah saya bagian darinya." (HR. Bukhari).
10. Terapi Melestarikan Syari’at Islam
Kalimat ini adalah kalimat yang ringkas, namun syarat makna dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada ‘Abdullah bin Qois,

يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ

“Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)

Kalimat “laa hawla wa laa quwwata illa billah” adalah kalimat yang berisi penyerahan diri dalam segala urusan kepada Allah Ta’ala. Hamba tidaklah bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menolak sesuatu, juga tidak bisa memiliki sesuatu selain kehendak Allah.

Ada ulama yang menafsirkan kalimat tersebut, “Tidak ada kuasa bagi hamba untuk menolak kejelekan dan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan selain dengan kuasa Allah.”

Ulama lain menafsirkan, “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”

Ibnu Mas’ud berkata,

لا حول عن معصية الله إلا بعصمته، ولا قوة على طاعته إلا بمعونته

“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”

Imam Nawawi menyebutkan berbagai tafsiran di atas dalam Syarh Shahih Muslim dan beliau katakan, “Semua tafsiran tersebut hampir sama maknanya.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 26-27)

Semoga lisan ini selalu diberi taufik oleh Allah untuk selalu basah dengan dzikir kepada Allah.

Keutamaan Istighfar diantaranya :


1. Istighfar sebagai sebab pengampunan dan penghapus dosa-dosa.


Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat.(HR. At-Tirmidzi, hasan)


Manakala manusia melakukan maksiat atau dosa sebenarnya dia telah menzhalimi dirinya sendiri dan dalam keadaan yang bodoh. Oleh karenanya kita membutuhkan maghfirah.


Tidak sedikit ayat yang berkaitan mengenai memohon ampunan kepada Allah, seperti yang dicontohkan oleh para Nabi  dan Rasul. Allah memerintahkan kepada mereka untuk senantiasa memohon ampun kepada-Nya. Dan ketika kita coba renungi sebenarnya kita sangat butuh beristighfar kepada Allah subhanahu wata'ala.


"Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,


(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.


Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.

Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal."
(QS. Ali Imran : 133 - 136)

Ayat ini menyatakan kepada kita untuk bersegera. yang dimaksud bersegera disini ialah perintah untuk bergegas dalam melakukan kebaikan dan bersegera untuk beristighfar.


Dan jangan berputus asa, Allah telah menjamin bahwa ampunan-Nya seluas langit dan bumi dan ini untuk orang yang senantiasa bertaqwa.


Manakala berbuat atau melakukan hal keji maka ia langsung ingat Allah dan kemudian memohon ampun kepada-Nya.


Tentang Istighfar


“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)


Sesudah shalat pun didalam doa yang kita panjatkan sebelumnya diawali dengan beristighfar :


Astaghfirullah (diucapkan sebanyak 3x)


Di dalam doa berlindung dari kesyirikan pun terdapat istighfar :


"Allaahumma Innii A'udzu bika an Usyrika bika wa Anaa A'lamuhuu

wa Astaghfiruka Limaa Laa A'lamuhu."


Mengenai keutamaan orang yang beristighfar yang pertama yakni Istighfar sebagai sebab pengampunan dan penghapus dosa-dosa


"Dan, barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. An Nisaa: 110)


2. Istighfar dapat melapangkan rizki seorang hamba.


Berbicara tentang rizki, rizki bukan hanya yang berupa harta atau finansial. Namun, rizki maknanya luas tidak sesempit itu, termasuk juga kesehatan dan waktu luang dsb.


Rizki dimaknai sebagai sesuatu yang terbaik yang diberikan kepada hamba.


Perkataan Nuh a.s. kepada kaumnya ;


"Beristighfarlah kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun -

niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". (QS. Nuh :10-12)


Maksiat menyebabkan tidak lancarnya rizki, maka marilah bertaubat kepada Allah.


Negeri Saba didalam surat Saba dikatakan bahwa :


Baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur.


Karena saking subur dan makmurnya sampai-sampai wanita manakala ingin memetik atau memanen buah dia hanya menaruh keranjang kemudian jatuh buahnya kekeranjang.


Kaum 'Aad, Allah jadikan mereka, kemarau yang berkepanjangan disebabkan perbuatan maksiat.


Terdapat sebuah atsar dari Hasan Al Bashri rahimahullah yang menunjukkan bagaimana faedah istighfar yang luar biasa.


“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh di atas. (Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari, 11: 98)


3. Istighfar menghindarkan hamba dari siksa Allah dan musibahnya.


Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.

(QS Al Anfal: 33)


Dari Kisah Nuh a.s. Kita bisa mengambil Ibrah mengenai banjir bandang dan itu disebabkan karena dosa atau maksiat umatnya.


4. Istighfar adalah salah satu sebab mendatangkan datangnya rahmat Allah.


Perkataan Nabi Shaleh a.s. kepada kaumnya (kaum tsamud) :


Dia berkata: "Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat".

(QS. An-Naml : 46)


Beristighar kepada Allah kemudian menyertakan dengan amal, dan amal merupakan sebab mendatangkan rahmat Allah.


5. Istighfar dapat menambah kekuatan bagi pribadi dan kaum muslimin.


Perkataan Nabi Hud a.s. kepada kaumnya ;


Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."

(QS. Hud : 52)


Kisah Shallahuddin dan tentaranya ;


Kisah Shalahuddin Al Ayyubi, ketika beliau berkeliling ke tenda yang pertama beliau melihat para orang-orang sedang qira'ah al-qur'an kemudian berkeliling ke tenda yang kedua beliau melihat orang-orang sedang qiyamullail dan berkeliling ke tenda yang ketiga beliau melihat orang-orang sedang memohon ampun kepada Allah dan tenda selanjutnya beliau mendapati orang-orang sedang tidur. Kemudian beliau mengatakan Dari arah sinilah (orang-orang yang tidur) kita akan kalah.


Sungguh dari Ibadah itulah ada kekuatan.


6. Istighfar dapat melapangkan dada atau hati seorang hamba.


yang menyebabkan sesak dan beratnya sesuatu boleh jadi karena maksiat dan dosa dan kita butuh sarana yakni beristighfar, dan manakala Rasulullah mendapati sesuatu yang mengganjal beliau beristighfar hingga 100 x.


7. Istighfar dapat menjadikan wajah menjadi berseri dan bahagia di hari pertemuannya dengan Allah.


saya (Ust. Ali Syahr) bercerita bahwa dosennya mudah sekali menangis disebabkan karena beristighfar dan memang wajahnya berseri seri hingga terdapat cekungan karena seringnya ia beristighfar.

“Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat), hendaklah ia beristighfar kepada Allah.”

(HR. Ath-Thabarany)


“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar.”

(HR. Ibnu Majah)


8. Istighfar akan membersihkan noda hitam dalam hati kita.


“Sesungguhnya jika seorang mukmin melakukan dosa, maka tertorehlah noda hitam dihatinya.


Apabila ia bertaubat dan berhenti dari dosa itu dan memohon ampun kepada Allah, maka hatinya mejadi bersih dari noda tersebut.


Apabila dosanya bertambah, maka bertambah pula noda tersebut sampai menutupi hatinya.


Itulah noda yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya : ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup (menjadi noda) hati mereka.” (QS. al-Muthaffifiin: 14)


[Diriwayatkan oleh Ahmad (II/298), at Tirmidzi (no.3334) dan beliau menyatakan bahwa hadits tersebut derajatnya hasan shahih, Ibnu Majah (no.4244), an Nasa-i dalam kitab al Kubra(no.11658), Ibnu Hibban (no.930), serta al Hakim (II/562) dan beliau menshahihkannya. Sementara itu, adz Dzahabi berkata: ‘Menurut syarat Muslim.’ Diriwayatkan juga oleh al Baihaqi dalam Sunan-nya (X/188)]


Manusia apabila ia terbiasa melakukan dosa dan maksiat maka hatinya akan keras dan hidayah sulit untuk masuk.


9. Istighfar adalah salah satu bekal orang yang berdakwah di jalan Allah.


Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi. (QS. Ghafir :55)


10. Istighfar menjadi sebab terkabulnya doa seorang hamba.


Kisah Nabi Yunus a.s. ;


Di dalam perut ikan Nun, Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: "Laa ilaaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dhalim)" Allah mendengar doa Yunus, dan Memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di sebuah pantai.


Seandainya kalau bukan karena doa Nabi Yunus kepada Allah, niscaya dia akan diperut ikan Nun sampai hari berbangkit. Sehingga Istighfar merupakan diantara bentuk terkabulkannya doa.


dan ini adalah adab didalam berdoa yakni beristighfar kemudian mengagungkan asma Allah kemudian bersholawat kemudian berdoa apa yang dikehendaki. Dan Rasulullah menyukai doa yang bersifat umum.


Lafadz


Mengenai lafadz istighfar yakni


secara umum "Astaghfirullahal 'azhim"  atau "Astaghfirullah".


Bisa juga,


Doa Sayyidul Istighfar, Doa perlindungan dari kesyirikan,


Doa taubat pertama diucapkan oleh umat manusia, Nabi Adam a.s. dan Hawa: “Rabbana dzalamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin,” (Ya Tuhanku. Sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Kau tidak mengampuni dosa-dosa kami, maka kami menjadi hamba yang merugi).
Kasih Sayang ALLAH di Dunia dan Akhirat
Kasih sayang Allah  di duina dan di akhirat dapat kita lihat didalam  QS. Ar-Rahman ayat: 1-4
Tafsir Surrah Ar-Rahman (1-4)
 Surrah Ar-Rahman dan terjemahannya.
الرَّحْمَنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الإنْسَانَ (٣) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)
1.      (tuhan) yang Maha pemurah,
2.      yang telah mengajarkan Al Quran.
3.      Dia menciptakan manusia.
4.      mengajarnya pandai berbicara.
Mufrodat Surah Ar-Rahman 1 sampai 4.
الرَّحْمَنُ     :           Salah satu nama Allah.
الْقُرْآنَ      :           Al quran (kitab suci umat islam).
الْإِنْسَانَ     :           Umat manusia.
الْبَيَانَ   :    Kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hatinya dan memahamkannya kepada orang lain.
Penafsiran Ayat
Ayat 1 dan 2 : Pada ayat ini Allah yang maha pemurah menyatakan bahwa Dia telah mengajar Muhammad Al-Quran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Makkah yang mengatakan :
إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ
  
“Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)”.An-nahl- 103
Oleh karena ayat ini mengungkapan beberapa nikmat Allah atas hambaNya, maka surat ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagihamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Al-Quran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-Quran akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut. Al-Quran adalah induk kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Ayat 3 dan 4 : Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Quran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara dia dengan saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat memelihara ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kemudian dan menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang terdahulu.
Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan sebutannya dari nikmat-nikmat yang lain. Pertama-tama dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Al-Quran yang menjamin kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode belajar, dan seteusrnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang diambi manfaat darinya.
Manusia dalam perspektif Islam
1.      al-insan: manusia sebagai makhluk spritual seperti dalam QS. Adz-Dzariat ayat: 56
وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ  وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
2.      an-nas: manusia sebagai makhluk sosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan saling bergantungan pada manusia yang lain.
3.      Al-basar: manusia sebagai makhluk biologis, yang artinya manusia harus memenuhi hasratnya untuk menghasilkan keturunan.
Definisi Al-Qur’an
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
 “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.  Al Baqarah: 185)
1.      Al-Qur’an sebagai petunjuk=>> huda
2.      Al-Qur’an sebagai bukti=>> bayyinat
3.      Al-Qur’an sebagai pembeda=>> furqon
 Makna dan Kandungan Surah Al-Qariah - Surah Al-Qariah adalah surah ke-101 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Quraisy. Nama Al-Qari'ah diambil dari kata Al-Qari'ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya mengebrak atau menguncang, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.

Pokok isi surah ini adalah kejadian-kejadian pada hari kiamat, yaitu manusia bertebaran, gunung berhamburan, amal perbuatan manusia ditimbang dan ancaman Neraka Hawiyah.

Adapun Bacaan Surah Al-Qariah Arab Beserta Arti dan Terjemahannya Sebagai Berikut :

ٱلۡقَارِعَةُ (١) مَا ٱلۡقَارِعَةُ (٢) وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا ٱلۡقَارِعَةُ (٣) يَوۡمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ ڪَٱلۡفَرَاشِ

ٱلۡمَبۡثُوثِ (٤) وَتَكُونُ ٱلۡجِبَالُ ڪَٱلۡعِهۡنِ ٱلۡمَنفُوشِ (٥) فَأَمَّا مَن ثَقُلَتۡ مَوَٲزِينُهُ ۥ (٦) فَهُوَ فِى

(عِيشَةٍ۬ رَّاضِيَةٍ۬ (٧) وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٲزِينُهُ ۥ (٨) فَأُمُّهُ ۥ هَاوِيَةٌ۬ (٩) وَمَآ أَدۡرَٮٰكَ مَا هِيَهۡ (١٠

(نَارٌ حَامِيَةُۢ (١١

    Artinya :
    "Hari Kiamat, (1) apakah hari Kiamat itu? (2) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (3) Pada hari itu manusia seperti kupu-kupu yang bertebaran, (4) dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (5) Dan adapun orang-orang yang berat timbangan [kebaikan]nya, (6) maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (7) Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan [kebaikan]nya, (8) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (9) Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (10) [Yaitu] api yang sangat panas. (11)"

Makna dan Kandungan Surah Al-Qariah :
1. Hari Kiamat disebut Al Qaari’ah karena kedahsyatannya begitu keras mengetuk hati.

2. Kalimat ini untuk membesarkan perkaranya, demikian pula kalimat setelahnya.

3. Karena dahsyatnya peristiwa pada hari itu.

4. Karena kebingungan, sampai mereka dipanggil untuk dihisab.

5. Yang sebelumnya kokoh dan kuat menjadi sangat lemah sekali.

6. Sehingga menjadi debu dan rata dengan tanah.

7. Selesai penghisaban, lalu disiapkanlah timbangan yang memiliki dua daun timbangan. Ketika proses penimbangan dilakukan, maka manusia terbagi menjadi dua golongan; orang yang berbahagia dan orang yang celaka. Orang yang berbahagia adalah orang yang berat timbangan kembaikannya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang ringan timbangan kebaikannya.

8. Hawiyah adalah salah satu nama neraka, dimana orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya akan tinggal di sana. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya dia akan dilempar ke neraka secara jungkir balik (dengan kepala di bawah).

9. Kalimat ini untuk memperbesar perkaranya.

10. Panasnya diberi kekuatan 69 kali api dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

 نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِى يُوقِدُ ابْنُ آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ  . قَالُوا وَاللَّهِ إِنْ كَانَتْ

لَكَافِيَةً يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ  فَإِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهَا مِثْلُ حَرِّهَا

    “Apimu ini, yakni yang dinyalakan anak Adam adalah salah satu dari tujuh puluh bagian dari panas neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya, “Demi Allah, satu bagian saja (dari api) itu sudah cukup wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya neraka Jahannam ditambahkan panasnya dengan 69 kali (panas api di dunia), dimana masing-masing bagian sama panasnya.” (HR. Muslim)

Keutamaan Surat Ar Rahman (Peringatan yang Diulang-ulang



Bismillahirrahmanirrahim…



Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.



Surat Ar Rahman adalah salah satu surat dari 114 surat dalam Al Qur'an. Entah mengapa, tanpa mengesampingkan surat lain dalam Al Qur'an, surat ini menyita perhatian saya. Surat ini memiliki kata yang begitu indah dan mengalir berirama. Dan tanpa terasa air mata menetes, satu ,demi satu



Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.





FABIAYYI ALAA 'IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan). Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki kalimat ini; maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Berulang, Allah memberi peringatan kepada kita; maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?



Melalui surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita yang pelupa, kufur nikmat, dan tidak mau berfikir. Ya, tiga hal itu yang ada dibenak saya (semoga Allah mengampuni kesalahanku) ketika ayat demi ayat dibaca.



PELUPA; manusia adalah mahluk yang pelupa



Manusia dalam Al Qur'an di tulis dalam beberapa istilah, yakni al-insaan, an-naas, al-basyar, dan banii Aadam. Manusia disebut al-insaan karena dia sering menjadi pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan. Sedangkan kata an-naas digunakan untuk menunjukan sekelompok manusia baik dalam arti jenis atau sekelompok tertentu. Al-basyar, karena manusia cenderung perasa dan emosional, dan banii Aadam karena dia menunjukkan pada asal-usul yang bermula dari nabi Adam.





setidaknya ada dua hal yang seringkali dengan mudah dilupakan manusia, dan barulah dia teringat dan menyadari apa yang telah dilupakan itu, ketika berada dalam kondisi sulit, susah dan membahayakan.

Pertama, manusia dengan mudah dan gampang melupakan Allah swt. dan baru ingat kembali kepada-Nya, ketika manusia menghadapi kondisi sulit, susah dan membahayakan. Begitulah yang disebutkan Allah dalam surat Yunus [10]: 12



Artinya: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo`a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.”



Begitu juga dalam surat Fushshilat [41]: 50



Artinya: “Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang…”



Kita adalah mahluk pelupa, dan Allah mengingatkan kita berulang-ulang ... maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?



KUFUR NIKMAT



Disetiap tarikan nafas yang kita hirup, disetiap bergantinya siang malam, di setiap detak jantung, ada nikmat Allah yang kita sering lupakan. Ya, nikmat Allah yang sering lupa untuk kita syukuri. Dan ketika musibah (baca:ujian) diberikan pada kita, kita juga lupa bahwa itu sebagian nikmat yang Allah beri. Lalu kitapun hanya bisa mencaci maki, mengupat, bahkan merasa Allah tidak adil. Masya Allah...





di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.

QS. ar-Rahman (55) : 11





Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.

QS. ar-Rahman (55) : 12





Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

QS. ar-Rahman (55) : 13



Bentuk rasa syukur seharusnya menambah keimanan kita; mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Beribadah kepada Allah, dan menjauhkan diri dari maksiat. Celakalah orang yang kufur nikmat, dan berbahagialah orang yang bisa mensyukuri nikmat. Karena ketika ia bersyukur, Allah menambahkan nikmat-Nya.



"la in syakartum laa adziidanakum wa la'in kafartum inna azabi lasyadid"



artinya "sesungguhnya jika (kamu) bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU) maka sesungguhnya azab-KU akan sangat pedih". (QS. Ibrahim ayat 7)



maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?





BERFIKIR



Melalui surat ini Allah hendak memancing manusia agar berpikir tentang segala nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.





Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

QS. ar-Rahman (55) : 19



antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.

QS. ar-Rahman (55) : 20



Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

QS. ar-Rahman (55) : 21

Minggu, 29 Mei 2016

SURAH AL-IKHLAS

Surat Al Ikhlash termasuk diantara surat-surat pendek dalam Al Qur’an. Surat ini sering kali dibaca dan diulang-ulang, hampir-hampir sudah menjadi bacaan harian bagi setiap muslim baik ketika sholat ataupun dzikir. Bukan karena surat ini pendek dan mudah di hafal. Namun memang demikianlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam keseharian beliau tidak lepas dari membaca surat yang mulia ini. Lebih dari itu surat yang mulia ini mengandung makna-makna yang penting dan mendalam. Oleh karena itu meski surat ini pendek tapi memiliki kedudukan yang tinggi dibanding surat-surat lainnya. Bahkan kedudukannya sama dengan sepertiga Al Qur’an.
Para pembaca yang mulia, pada edisi kali ini kami sajikan tentang kandungan-kandungan penting dan mendalam dalam surat Al Ikhlash, agar menambah kekhusu’an kita dalam membaca surat ini dan bisa mengamalkan kandungan-kandungan penting tersebut dalam kehidupan kita.
Kedudukan Surat Al Ikhlas
Diriwiyatkan dalam shahih Al Bukhari dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Ada seorang shahabat Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam mendengar tetangganya membaca berulang-ulang:
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ
Kemudian di pagi harinya dia menemui Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan tentang perbuatan tetangganya tersebut. Seakan akan shahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini. Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسي بِيَدِهِ إِنَّهُ لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya. Sesungguhnya surat Al Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga Al-Qur’an.” (HR Al-Bukhari Bab Fadhail Qur’an no. 5014)
Para ulama’ telah menjelaskan sebab kenapa surat Al Ikhlash ini menyamai sepertiga Al Qur’an. Karena di dalam Al Qur’an mengandung tiga pokok yang paling mendasar yaitu;
pertama: Tauhid,
Kedua: Kisah-kisah rasul dan umatnya,
Ketiga: Hukum-hukum syari’at.
Sedangkan surat Al Ikhlas ini, mengandung pokok-pokok dan kaidah-kaidah ilmu tauhid. Atas dasar inilah surat Al Ikhlash menyamai sepertiga Al-Qur’an.
Kandungan Surat Al-Ikhlas
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tiada seorangpun yang setara dengan-Nya.”(QS. Al-Ikhlas: 1-4)
Dalam ayat pertama:
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (tunggal).”
Para pembaca yang mulia, dalam ayat pertama Allah subhanahu wata’ala menegaskan bahwa dirinya memiliki nama Al Ahad yang mengandung sifat ahadiyyah yang bermakna esa atau tunggal. Dia-lah esa dalam segala nama-nama-Nya yang mulia dan esa pula dalam seluruh sifat-sifat-Nya yang sempurna. Dia-lah esa, tiada siapa pun yang semisal dan serupa dengan keagungan dan kemulian Allah subhanahu wata’ala.
Kalau kita memperhatikan penciptaan alam semesta ini dari bumi, langit, matahari, bulan, lautan, gunung-gunung, bukit-bukit, iklim/suhu dan seluruh makhluk yang di alam ini, semuanya tertata rapi dan serasi menunjukkan bahwa pencipta, pengatur, dan penguasa alam semesta ini adalah esa yaitu Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dia-lah Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak akan melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat ada sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak akan menemukan sesuatu yang cacat,…” (Al Mulk: 2-3)
Dan juga firman-Nya (artinya):
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al Baqarah: 164)
Fitrah manusia yang suci pasti dalam hatinya akan menyakini keesaan Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana perkataan penyair:
وَفِيْ كُلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَةٌ
تَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ اْلوَاحِدُ
Dan pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda bagi-Nya
Yang semua itu menunjukkan bahwa Allah adalah Esa.
Kalau sekiranya yang menguasai dan mengatur bumi dan langit serta seluruh alam ini lebih dari satu niscaya bumi dan langit serta alam ini akan hancur berantakan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sekiranya ada di langit dan di bumi pengatur dan pencipta selain Allah tentulah keduanya telah rusak dan binasa.” (Al-Anbiya: 22)
Demikian pula Allah subhanahu wata’ala adalah esa dalam peribadahan. Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah subhanahu wata’ala dan sesembahan-sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala itu adalah batil.
Sehingga termasuk kandungan dari ayat pertama, yaitu bahwa Allah subhanahu wata’ala adalah esa (tunggal) dalam penciptaan, pengaturan dan pengusaan alam semesta ini, maka seharusnya Dia-lah Allah subhanahu wata’ala pula adalah esa (tunggal) dalam peribadahan. Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Hai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa, (karena) Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untuk kalian; Karena itu janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kalian mengetahuinya.” (Al Baqarah: 21-22)
Bahkan sesungguhnya kitab suci Al-Qur’an dan semua risalah yang dibawa oleh para Nabi tidaklah datang melainkan dalam rangka menjelaskan tentang keesaan Allah subhanahu wata’ala yaitu bahwa tidak ada yang berhak didibadahi kecuali Allah subhanahu wata’ala semata. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Aku, maka sembahlah kamu sekalian kepada-Ku”. (Al-Anbiya’: 25)
Dalam ayat yang kedua Allah subhanahu wata’ala berfirman:
اللَّهُ الصَّمَدُ
“Allah adalah (Rabb) yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala mengkhabarkan kepada kita salah satu nama-Nya pula adalah Ash Shomad. Yang mengandung makna bahwa Dia-lah Rabb satu-satunya tempat bergantung dari seluruh makhluk. Dia-lah yang memenuhi seluruh kebutuhan makhluk-Nya. Karena Dia-lah Yang Maha Kaya dengan kekayaan yang tiada batas dan Dia pula Yang Maha Kuasa dengan kekuasaan yang tiada tara. Tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat kecuali hanya Allah subhanahu wata’ala semata. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya …” (Yunus: 107)
Rasulllah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah.” (HR. Al Bukhari)
Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya menegaskan bahwa makhluk itu lemah dan tidak punya daya dan kekuatan. Oleh karena itulah Allah subhanahu wata’ala sebagai tempat satu-satunya untuk bergantung dari seluruh makhluknya.
Lalu pantaskah seorang hamba bergantung kepada selain Allah subhanahu wata’ala? Atau berdo’a, meminta pertolongan, meminta barokah, mempersembahkan sesembelihan kepada selain Allah subhanahu wata’ala. Pantaskan seorang hamba menyembelih sesembelihan diperuntukan sang penunggu pohon, gunung, laut, kuburan atau selainnya. Tentu hal itu sangat tidak pantas, karena Allah subhanahu wata’ala adalah Al Ahad yang maha esa dalam penciptaan dan pengaturan, Dia-lah pula yang maha esa dalam peribadahan. Dan Dia subhanahu wata’ala juga adalah Ash Shomad, tempat satu-satuya bergantung dari seluruh makhluk-Nya, sehingga Dia-lah pula yang berhak untuk diibadahi semata.
Dalam ayat ketiga Allah subhanahu wata’ala berfirman:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.”
Ayat ini menunjukkan akan kesempurnaan Allah subhanahu wata’ala, Dia tidak memiliki anak dan tidak pula diperanakkan serta Dia pun tidak meliki istri. Sehingga Dia-lah esa dalam segala sifat-sifat-Nya yang tiada setara dengan-Nya. Allah subhanahu wata’ala menegaskan dalam firman-Nya:
“Dia pencipta langit dan bumi, Maka bagaimana mungkin Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (Al-An’am: 101)
Sehingga tidak benar perkataan Yahudi bahwa Uzair adalah anak Allah subhanahu wata’ala, tidak bernar pula perkataan Nasrani bahwa Isa adalah Allah subhanahu wata’ala ataupun keyakinan trinitas, tidak benar pula perkataan orang-orang musyrikin Quraisy bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Subhanallah (Maha Suci Allah) dari apa yang mereka katakan.
Dalam ayat terakhir, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tiada seorangpun yang setara dengan-Nya.”
Allah subhanahu wata’ala menutup surat Al Ikhlash ini dengan penegasan bahwa tidak ada yang siapa pun yang setara dan serupa dengan sifat-sifat Allah yang maha mulia dan sempurna. Sebagaimana juga ditegaskan dalam ayat-ayat lainnya, diantaranya;
“Dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (Al Isra’: 111)
Keutamaan surat Al Ikhlas 
Di antara keutamaan surat Al-Ikhlash adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan kecintaan Allah subhanahu wata’ala
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah mengutus seorang shahabat dalam sebuah pertempuran. Lalu dia mengimami sholat dan selalu membaca surat Al Ikhlas. Tatkala mereka kembali dari pertempuran mereka adukan hal tersebut kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda: “Tanyakan kepadanya apa yang melatarbelakangi dia berbuat seperti itu, merekapun menanyakannya. Lalu Dia pun menjawab: “Karena sesungguhnya surat Al Ikhlas itu mengandung sifat yang dimiliki oleh Ar Rahman (Allah) dan aku suka untuk membacanya. Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kabarkan kepadanya bahwa Allah subhanahu wata’ala mencintainya” (HR. Al-Bukhari no. 7375)
2. Mendapatkan Jannah 
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Aku pernah bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan disaat itu beliau mendengar seseorang membaca:
قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ
Lalu beliau bersabda: “Dia telah mendapatkan”, Abu Hurairah bertanya: “Mendapatkan apa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Al Jannah (surga).”(HR. At Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda: “Kecintaanmu terhadap surat Al Ikhlas memasukkanmu ke dalam al jannah.” (HR. Al-Bukhari)
3. Do’a yang tidak tertolak 
Dari Buraidah bin Khusaib radhiallahu ‘anhu, beiau berkata: “Aku pernah masuk masjid bersama Nabi, tiba-tiba ada seorang shahabat shalat dan membaca dalam do’anya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَ لُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ اْللأَ حَدُ ألصَّمَدُ اَّّلذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Lalu beliau bersabda: “Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya. Sungguh dia telah meminta dengan nama-Nya yang mulia, yang jika ia meminta dengan nama tersebut, Allah akan memberinya dan jika dia berdo’a dengannya, diterima.”(HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama                 ;ROBI SAPUTRA
Tempat tgl lahir   ;TAJIMALELA,27-01-1997
Jenis kelamin       ;LAKI-LAKI
Agma                 ;ISLAM
Sekolah              ;IAIN RDEN INTAN LAMPUNG
Kelebihan           ;MEMPUNYAI POTESNI TERSENDIRI
Kekurangan        ;BERUSA UNTU MENUTUPI KEKURANGAN
Keluarga             ;
Nama ayah         ; ABDUL RONI
Nama ibu            ;MASANI
Kakak kandung  ;REVDA ARIYANTI
   

Kasih Sayang ALLAH di Dunia dan Akhirat

Kasih Sayang ALLAH di Dunia dan Akhirat
Kasih sayang Allah  di duina dan di akhirat dapat kita lihat didalam  QS. Ar-Rahman ayat: 1-4
Tafsir Surrah Ar-Rahman (1-4)
 Surrah Ar-Rahman dan terjemahannya.
الرَّحْمَنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الإنْسَانَ (٣) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)
1.      (tuhan) yang Maha pemurah,
2.      yang telah mengajarkan Al Quran.
3.      Dia menciptakan manusia.
4.      mengajarnya pandai berbicara.
Mufrodat Surah Ar-Rahman 1 sampai 4.
الرَّحْمَنُ     :           Salah satu nama Allah.
الْقُرْآنَ      :           Al quran (kitab suci umat islam).
الْإِنْسَانَ     :           Umat manusia.
الْبَيَانَ   :    Kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hatinya dan memahamkannya kepada orang lain.
Penafsiran Ayat
Ayat 1 dan 2 : Pada ayat ini Allah yang maha pemurah menyatakan bahwa Dia telah mengajar Muhammad Al-Quran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Makkah yang mengatakan :
إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ
  
“Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)”.An-nahl- 103
Oleh karena ayat ini mengungkapan beberapa nikmat Allah atas hambaNya, maka surat ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagihamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Al-Quran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-Quran akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut. Al-Quran adalah induk kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Ayat 3 dan 4 : Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Quran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara dia dengan saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat memelihara ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kemudian dan menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang terdahulu.
Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan sebutannya dari nikmat-nikmat yang lain. Pertama-tama dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Al-Quran yang menjamin kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode belajar, dan seteusrnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang diambi manfaat darinya.
Manusia dalam perspektif Islam
1.      al-insan: manusia sebagai makhluk spritual seperti dalam QS. Adz-Dzariat ayat: 56
وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ  وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
2.      an-nas: manusia sebagai makhluk sosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan saling bergantungan pada manusia yang lain.
3.      Al-basar: manusia sebagai makhluk biologis, yang artinya manusia harus memenuhi hasratnya untuk menghasilkan keturunan.
Definisi Al-Qur’an
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
 Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.  Al Baqarah: 185)
1.      Al-Qur’an sebagai petunjuk=>> huda
2.      Al-Qur’an sebagai bukti=>> bayyinat
3.      Al-Qur’an sebagai pembeda=>> furqon