Selasa, 31 Mei 2016

10 Keutamaan Ruqyah yang Syar’iyah

1. Ruqyah Syar’iyah Terapi yang Islami
Allah berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman...” (QS. al-Isra’: 82).
2. Terapi yang dicontohkan Malaikat
Abu Sa’id ra. berkata, “Malaikat Jibril telah datang kepada Rasulullah saw, dia bertanya, 'Wahai Muhammad, apakah kamu merasakan sesuatu (mengeluhkan sakit)?' Rasulullah menjawab, 'Ya.' Lalu Jibril berdoa, "Dengan nama Allah saya meruqyah kamu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa atau setiap mata yang dengki, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya meruqyahmu." (HR. Muslim, hadits no. 1286).
3. Terapi yang Disunnahkan Rasulullah
Aisyah ra. berkata: Apabila Rasulullah merebahkan tubuhnya di pembaringannya, beliau meniup kedua telapak tangannya seraya membaca: surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas keseluruhan. Lalu beliau mengusapkan ke wajahnya dan seluruh anggota tubuhnya yang bisa dijangkau kedua tangannya”. (HR. Bukhari, hadits no. 5748).
4. Terapi Warisan dari Nabi Saw.
Ibnu Abbas ra. berkata, “Rasulullah pernah membacakan isti’adzah untuk kedua cucunya Hasan dan Husen, seraya bersabda, “Sesungguhnya bapak kalian (Nabi Ibrahim) telah membacakannya (juga) untuk kedua anaknya Ismail dan Ishaq, yaitu ‘Aku mohon perlindungan untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap (kejahatan) syetan dan binatang berbisa serta mata yang jahat (membahayakan)'.” (HR. Bukhari).
5. Terapi Multi Fungsi (Sakit Medis dan Nonmedis)
Dari Utsman bin Abu al-Ash  ra. “Dia mengadukan rasa sakit kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam: “Letakkan tanganmu di atas bagian tubuhnya yang sakit lalu ucapkan: Bismillah tiga kali. Lalu ucapkan sebanyak tujuh kali: (Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan Allah dari keburukan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan). Akupun baca do’a itu, setelah itu Allah menghilangkan rasa sakit yang sebelumnya aku rasakan.” (HR Muslim).

6. Terapi yang Sarat Pahala
Ummu Salamah ra. berkata: Bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya melihat seorang perempuan yang diwajahnya ada kegelapan. Beliau bersabda, “Mintalah ruqyah untuknya, karena ia kena gangguan akibat pandangan mata.” (HR. Bukhari).
7. Terapi yang Bebas dari Kesyirikan
Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata, "Kami pada zaman jahiliyyah melakukan ruqyah, lalu kami berkata kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?' Beliau bersabda, 'Tunjukkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, ruqyah-ruqyah itu tidak apa-apa selama di dalamnya tidak bermuatan syirik”. (HR. Muslim).
8. Terapi Mengikis Praktik Perdukunan
Umar bin Khatthab ra. bertanya: Wahai Rasulullah, Banyak hal yang biasa kami lakukan di masa Jahiliyah, di antaranya kami suka mendatangi dukun? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan lagi kalian mendatangi dukun.” (HR. Ahmad).
9. Terapi sebagai Media Dakwah dan Syiar Aqidah
Dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu ‘anh , ia bercerita: "Sesungguhnya ada sekelompok manusia dari shahabat nabi melewati suatu perkampungan dari perkampungan arab, dan para penduduk kampung enggan menjamu mereka. Di saat kondisi seperti itu, tiba-tiba pemuka kaum mereka disengat (binatang). Kemudian mereka bertanya (kepada para shahabat): 'Apakah kalian punya obat atau seorang peruqyah?' Maka mereka menimpalinya: 'Sesungguhnya kalian enggan untuk menjamu kami', dan kami tidak akan melakukan (ruqyah) jika kalian tidak memberi imbalan kepada kami. Lalu mereka pun (berjanji) untuk memberikan beberapa ekor kambing. Kemudian ada salah (seorang sahabat) yang melakukan ruqyah dengan membaca al-Fatihah. Ia mengumpulkan air ludahnya lalu menyemburkannya, dan setelah itu (pemuka kaum) sembuh. Mereka pun memenuhi janji dengan memberikan beberapa ekor kambing. (para shahabat) berkata (kepada si peruqyah): 'Janganlah kamu terima (imbalan) itu, sebelum kita bertanya ke Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu mereka bertanya kepada Nabi. Nabi tertawa seraya bertanya, 'Siapa yang memberi tahu kamu, bahwa surat al-Fatihah adalah surat ruqyah?' Terimalah imbalan itu, dan berilah saya bagian darinya." (HR. Bukhari).
10. Terapi Melestarikan Syari’at Islam

0 komentar:

Posting Komentar