Minggu, 29 Mei 2016

Kasih Sayang ALLAH di Dunia dan Akhirat

Kasih Sayang ALLAH di Dunia dan Akhirat
Kasih sayang Allah  di duina dan di akhirat dapat kita lihat didalam  QS. Ar-Rahman ayat: 1-4
Tafsir Surrah Ar-Rahman (1-4)
 Surrah Ar-Rahman dan terjemahannya.
الرَّحْمَنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (٢) خَلَقَ الإنْسَانَ (٣) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)
1.      (tuhan) yang Maha pemurah,
2.      yang telah mengajarkan Al Quran.
3.      Dia menciptakan manusia.
4.      mengajarnya pandai berbicara.
Mufrodat Surah Ar-Rahman 1 sampai 4.
الرَّحْمَنُ     :           Salah satu nama Allah.
الْقُرْآنَ      :           Al quran (kitab suci umat islam).
الْإِنْسَانَ     :           Umat manusia.
الْبَيَانَ   :    Kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hatinya dan memahamkannya kepada orang lain.
Penafsiran Ayat
Ayat 1 dan 2 : Pada ayat ini Allah yang maha pemurah menyatakan bahwa Dia telah mengajar Muhammad Al-Quran dan Muhammad telah mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk Makkah yang mengatakan :
إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ
  
“Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)”.An-nahl- 103
Oleh karena ayat ini mengungkapan beberapa nikmat Allah atas hambaNya, maka surat ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar faedahnya dan paling banyak manfaatnya bagihamba-Nya, yaitu nikmat mengajar Al-Quran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-Quran akan berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang teguh pada petunjuk-petunjuk-Nya niscaya akan tercapailah tujuan di kedua tempat tersebut. Al-Quran adalah induk kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.
Ayat 3 dan 4 : Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Quran pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara dia dengan saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat memelihara ilmu-ilmu terdahulu untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kemudian dan menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang terdahulu.
Ini adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan sebutannya dari nikmat-nikmat yang lain. Pertama-tama dimulai dengan sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Al-Quran yang menjamin kebahagiaan, lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode belajar, dan seteusrnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang diambi manfaat darinya.
Manusia dalam perspektif Islam
1.      al-insan: manusia sebagai makhluk spritual seperti dalam QS. Adz-Dzariat ayat: 56
وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ  وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"
2.      an-nas: manusia sebagai makhluk sosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan saling bergantungan pada manusia yang lain.
3.      Al-basar: manusia sebagai makhluk biologis, yang artinya manusia harus memenuhi hasratnya untuk menghasilkan keturunan.
Definisi Al-Qur’an
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
 Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS.  Al Baqarah: 185)
1.      Al-Qur’an sebagai petunjuk=>> huda
2.      Al-Qur’an sebagai bukti=>> bayyinat
3.      Al-Qur’an sebagai pembeda=>> furqon

0 komentar:

Posting Komentar